pengertian kufur nikmat
Kufur merupakan akhlak tercela
terhadap ALLAH karena kufur merupakan suatu perbuatan yang mengingkari ALLAH
SWT. Kufur menurut bahasa artinya menutup, tidak percaya, ingkar, tidak mau
berterima kasih.
Sedangkan kufur menurut istilah
adalah sikap mengingkari atau tidak percaya kepada ALLAH dan RasulNYA. Kufur
adalah kata sifat dari kafir. Jadi, kafir adalah orangnya dan kufur adalah
sifat dari orang yang kafir itu.
Arti Kufur Secara etimologi,
kufur artinya menutupi, sedangkan menurut terminology syariat, kufur artinya
ingkar terhadap Allah swt, atau tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, baik
dengan mendustakannya maupun tidak. Perbedaannya, kalau mendustakan berarti
menentang dan menolak, tetapi kalau tidak mendustakan artinya hanya sekedar
tidak iman dan tidak percaya. Dengan demikian kufur yang disertai pendustaan
itu lebih berat dari pada kufur sekedar kufur.
Dalil kufur nikmat
Firman Allah
Subhanahu wata’ala :
“Mereka
mengetahui nikmat Allah (tetapi) kemudian mereka mengingkarinya…” (QS. An Nahl,
83).
Dalam menafsiri
ayat di atas Mujahid mengatakan bahwa maksudnya adalah kata-kata seseorang :
“Ini adalah harta kekayaan yang aku warisi dari nenek moyangku.”
Aun bin
Abdullah mengatakan : “Yakni kata mereka ‘kalau bukan karena fulan, tentu tidak
akan menjadi begini’.”
Ibnu Qutaibah
berkata, menafsiri ayat di atas : “mereka mengatakan : ini adalah sebab
syafa’at sembahan-sembahan kami”.
152. Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya
Aku ingat (pula) kepadamu[98], dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu
mengingkari (nikmat)-Ku.
Syaikh Abdurrahman Naashir As-Sa’di rohimahulloh
berkata, “Yakni bersyukurlah kalian terhadap nikmat yang telah Allah berikan
kepada kalian dan juga terhadap tercegahnya adzab dari kalian. Di dalam syukur
harus terkandung pengakuan dan kesadaran bahwa nikmat itu semata-mata dari
Alloh semata, dzikir dan pujian yang diucapkan melalaui
lisannya serta ketaatan anggota badannya untuk semakin tunduk dan patuh dalam
melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya”
[98] Maksudnya: Aku limpahkan rahmat dan
ampunan-Ku kepadamu.
7. Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu
memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah
(nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya
azab-Ku sangat pedih".
Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam pun bersabda, “Lihatlah
orang yang yang ada di bawahmu dan janganlah kamu melihat orang yang ada di
atasmu. Hal itu akan lebih baik bagimu agar kamu tidak meremehkan nikmat Alloh
yang yang diberikan kepadamu.” (HR. Bukhori Muslim) Sabda Rasulullullah
s.a.w;
من لم يشكر
القليل لم يشكر الكثير ومن لم يشكر الناس لم يشكر الله التحدث بنعمة الله شكر
وتركها كفر
Maksudnya; Sesiapa yang tidak bersyukur dengan yang
sedikit, ia tidak akan bersyukur dengan yang banyak, sesiapa yang tidak
bersyukur sesama manusia, ia tidak bersyukur dengan Allah swt, Menceritakan
nikmat Allah adalah bersyukur dan meninggalkannya adalak kekufuran.
Penyebab kufur nikmat
Ada beberapa
hal yang menyebabkan orang menjadi kufur, antara lain adalah sebagai berikut.
- Kepercayaan terhadap ALLAH yang sudah ada, tetapi tidak dikembangkan.
- Tidak mau mengakui kebenaran karena suatu hal.
- Adanya keraguan dalam berfikir.
- Pengaruh lingkungan.
Bahaya kufur nikmat
Akibat buruk kerana tidak bersyukur.
1. Mendapat
kemurkaan Allah swt, dan di akhirat nanti Allah janjikan azab yang pedih dan
menyakitkan. Mereka adalah orang-orang yang kufur, kafir nikmat Allah swt.
وَإِذْ
تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ
عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Maksudnya; Dan ingatlah tatkala Tuhanmu memberitahu,
sekiranya kamu bersyukur nescaya Aku akan tambahkan nikmat ku, tetapi ingat
sekiranya kamu kufur nikmat aku sesunngguhnya azab aku sangat besar.
2. Orang yang
tidak bersyukur akan menjadi orang yang sombong, takabbur dan sentiasa
menzalimi orang lain. Akibatnya mereka dibenci Allah, jauh dari rahmat Allah
swt dan tidak disukai oleh orang lain.
3. Orang yang
tidak bersyukur akan menjadi orang yang tamak, dan orang yang tamak ini
sememangnya orang yang dicela. Tidak pernah merasa cukup yang akhirnya sikap
tamak tersebut menjerumuskan mereka kedalam kancah maksiat dan kemurkaan Allah
swt. Menzalimi dan menganiaya orang lain.
عَنْ أَنَسٍ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ : " لَوْ أَنَّ لِابْنِ آدَمَ وَادِيَيْنِ مِنْ مَالٍ لَابْتَغَى وَادِيًا ثَالِثًا وَلَا يَمْلَأُ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلَّا التُّرَابُ ، وَيَتُوبُ
اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ
Maksudnya; Sekiranya menusia memiki dua lebah harta
nescaya mereka mencari lembah yang ketiga, dan tidak dipenuhi perut manusia
melainkan tanah, dan Allah menerima taubat orang yang bertaubat.
4. Orang yang
tidak bersyukur, akan sentiasa menyalahkan orang lain apabila ditimpa musibah
atau kesusahan, jauh sekali untuk muhasabah kesilapan diri sendiri, dan sering
tidak redha dengan qada' dan qadar Allah swt, lebih malang apabila mereka
menyalahkan Allah swt dan bersangka buruk terhadapnya.
5. Orang yang
tidak tidak akan tenang, tidak akan bahagia, bah hidupnya sentiasa keluh kesah,
tertekan dan tidak karuan disebabkan runtunan hawa nafsu yang sentiasa berusaha
menyesatkan manusia.
Kisah kufur nikmat
Kisah Pengajaran Orang Tidak Bersyukur dan.Tamak
إِنَّ قَارُونَ كَانَ مِنْ قَوْمِ مُوسَى فَبَغَى عَلَيْهِمْ وَآتَيْنَاهُ مِنَ الْكُنُوزِ مَا إِنَّ مَفَاتِحَهُ لَتَنُوءُ بِالْعُصْبَةِ أُولِي الْقُوَّةِ إِذْ قَالَ لَهُ قَوْمُهُ لا تَفْرَحْ إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ الْفَرِحِينَ
Maksudnya; Sesungguhnya Karun adalah termasuk kaum
MusaMaka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan kami Telah menganugerahkan
kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh
sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya Berkata kepadanya:
"Janganlah kamu terlalu bangga; Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang terlalu membanggakan diri".al-Qasas :76
Tsa’labah
Siang itu Rasululloh sedang sholat berjamaah bersama
para sahabat beliau, Diantara sederetan sahabat yang makmum di belakang
Rasululloh, nampak seorang tengah baya yang kusut rambutnya dengan berpakaian
lusuh, Ia dikenal sebagai seorang sahabat Rasululloh yang tekun beribadah. Setelah
Rosululloh menyelesaikan sholat, sahabat berpakian lusuh itu segera beranjak
pulang tanpa membaca wirid dan berdoa terlebih dahulu, Rasululloh menegurnya, “
Tsa’labah!,mengapa engkau tergesa-gesa pulang. Tidakkah engakau berdoa terlebih
dahulu. Bukanlah tergesa-gesa keluar dari mesdjid adalah kebiasaan orang-orang
munafik..”
Tsa”labah. Menghentikan langkahnya, ia sangat malu
ditegur oleh Rosululloh, tetapi apa mau dikata, terpaksa ia berterus terang
kepada Rosululloh. “ Wahai Rosullloh, kami hanya memiliki sepasang pakaian
untuk sholat dan saat ini istriku di rumah belum melaksanakannya sholat karena
menunggu pakaian yang aku kenakan ini, Pakaian yang hanya sepasang ini kami
pergunakan sholat secara bergantian. Kami sangat miskin, untuk itu, Wahai Rosululloh.
Jika engkau berkenan, doakanlah kami agar Allah SWT menghilangkan semua
kemiskinan kami ini dan memberi rezeki yang banyak.
Rosululloh tersenyum mendengar penuturan Tsa”labah,
lalu beliau berkata,” Tsa”labah sahabatku, engkau dapat mensyukuri hartamu yang
sedikit itu lebih baik dari pada engkau bergelimangkan harta tetapi engkau
menjadi manusia yang kufur. Nasehat Rasululloh sedikit menghibur hati
Tsa”labah, karena sesungguhnya yang ada dalam benaknya adalah dia sudah bosan
menjalani hidup yang serba kekurangan, Satu-satunya cara agar cepat menjadi
kaya adalah memohon doa kepada Rosululloh, karena Doa seorang utusan Allah SWT
pasti didengar Allah SWT, itulah yang selalu menjadi angan-angan Tsa’labah,
hingga keesokan harinya ia kembali menemui Rosulullloh, dan memohon agar beliau
mau mendoakannya agar menjadi orang kaya. Rosululloh kembali menasehati, “
Wahai Tsa’Labah. Demi Dzat diriku diriku berada ditanganNya, seandainya aku
memohon kepada Allah SWT agar Gunung Uhud menjadi emas, Allah SWT pasti mengabulkannya,
tetapi apa yang terjadi jika gunung uhud benar-benar menjadi emas,
masdjid-masdjid akan sepi!. Semua orang akan sibuk memupuk kekayaan dari gunung
itu, aku khawatir jika engkau menjadi orang kaya engkau akan lupa beribadah
kepada Allah SWT.
Tsa”labah terdiam mendengar nasehat Rosululloh namun
dalam hatinya berkecamuk. “Aku mengerti Rosulullloh tidak mau mendo’akan karena
beliau sayang kepadaku, beliau khawatir jika aku menjadi orang kaya aku akan
menjadi golongan orang-orang yang khufur, tetapi aku tidak seburuk itu, justru
dengan kekayaan yang aku miliki aku akan membela agama ini dengan hartaku.
Akhirnya Tsa’labah pulang, ia merasa malu apabila terus memaksa Rosululloh agar
mau mendo’akannya, namun keesokan harinya ia tidak kuasa menahan dorongan
hatinya untuk segera terbebas dari belenggu kemiskinan yang kian menghimpitnya,
Ditemuinya Rosulullloh, ya memohon untuk yang ketiga kalinya aga Rosulullloh
mau mendo’akan. Kali ini Rosululloh tidak bisa menolak keinginan Tsa’Labah,
beliau menengadahkan tangan kelangit. Ya…ALLAH…limpahkanlah rejekiMU kepada
Tsa’Labah”. Kemudian Rosululloh memberikan kambing betina yang sedang bunting
kepada Tsa’Labah, ”Peliharalah kambing ini baik-baik….pesan Rasulullloh.
Tsa’Labah pulang membawa kambing pemberian Rasulullloh dengan hati yang
berbunga-bunga” Dengan modal kambing serta Do’a Rasululloh aku yakin aku akan
menjadi orang yang kaya raya.
Hari-berganti hari, bulan berganti bulan Tsa’Labah
yang dulu miskin dan lusuh telah berubah menjadi orang yang kaya yang terpandang,
Kambingnya berjumlah ribuan, disetiap lembah dan bukit terdapat kambingnya
Tsa’Labah. Pagi itu Tsa’Labah berjalan-jalan meninjau kandang-kandang kambing
yang sudah tidak sesuai dengan jumlah kambing yang terus berkembang biak.
“Hmmm. Aku harus pindah dari sini mencari lahan yang lebih luas untuk menampung
kambing-kambingku. Akhirnya Tsa’Labah menemui lahan yang luas dipiggir Madinah.
Disana ia membangun kandang-kandang baru yang lebih besar, Namun demikian
perkembangan kambing-kambing Tsa’Labah bagaikan air bah yang sulit di bendung,
kadang-kadang yang baru dibangun itu sudah penuh sesak oleh ribuan kambing,
Dengan demikian Tsa’Labah setiap hari disibukkan terus dengn harta
kekayaannnya, Ia yang dulu setiap Sholat lima waktu selalu berjamaah di masdjid
sekarang datang kemasdjid hanya pada waktu sholat dhuhur dan ashar saja.
Kini kandang kambing yang baru dibangun Tsa’Labah di
pinggin Madinah sudah tidak lagi memenuhi syarat, maka ia memutuskan untuk
mencari area yang lebih luas lagi, tsa’Labah sudah tidak memikirkan lagi bagai
mana ibadahnya bila jauh dari Madinah. Kepalanya sudah dipenuhi dengan
hubbudhunya, sehingga ia datang kemasdjid hanya satu kali dalam satu minggu
pada sholat Jum’at. Dengan demikian derasnya harta yang mengalir dirumah tsa’labah
kini ia lebih senang tinggal dirumah dari pada jauh-jauh datang kemesdjid,
bahkan sholat jum’at pun ia sudah takdatang lagi ke masdjid. Sampai Rosulullloh
bertanya” Wahai sahabatku. sudah sekian lama Tsa’Labah tidak keliahatan di
masdjid…taukan kalian kemana dan bagaimana keadaannya sekarang. “Wahai
Rosulullloh. Tsa’ Labah sudah menjadi orang kaya. Lembah-lembah di Madinah
maupun di luar Madinah telah penuh sesak dengan kambing-kambingnya Tsa’Labah.”
“ Benarkah.. mengapa ia tidak pernah menyerahkan Shodakahnya sedikitpun?”.
Setelah Allah SWT menurunkan ayat tentang kewajipan
Zakat. Rosulullloh mengutus dua orang sahabat untuk menjadi amil zakat, seluruh
umat islam di Madinah yang hartanya dipandang sudah Nisob zakat didatangi, tak
terkecuali Ts’Labah pun menjadi giliran. Kedua utusan Rosulullloh membacakan
ayat zakat dihadapat Tsa’Labah. Kemudian setelah dihitung dari seluruh harta
kekayaannya ternyata memang banyak harta Tsa’Labah yang harus diserahkan
sebagai zakat. Tak disangka Tsa’Labah mukanya berubah merah, ia berang.
“Apa-apaan ini. Kalian mengatakan ini zakat tetapi menurutku ini lebih tepat
disebut upeti!. Pajak!. Sejak kapan Rosulullloh menarik upeti Hah.!? Aku bisa
rugi” ucap Tsa’Labah. “Kalian pulang saja aku tidak mau menyerahkan hartaku
..!”
Kedua utusan Rosulullloh kembali menghadap Rosulullloh
dan menceritakan semua perbuatan Tsa’Labah, beliau bersedih telah kehilangan
seorang sahabat yang dulu tekun beribadah ketika miskin namun setelah kaya ia
telah terpengaruh dengan harta kekayaannya. “Sunggu celaka Tsa’Labah..
Celakalah ia..” Kemudian Allah menurunkan ayat 75 dalam surat At-Taubah tantang
ciri-ciri orang MUNAFIK. Ayat ini segera menyebar keseluruh muslimin di Madinah
sehingga ada salah seorang sahabat Tsa’Labah yang datang memberi tahunya.
Celakalah engkau Tsa’Labah, Allah telah menurunkan ayat karena tingkah
perbuatanmu. Tsa’labah tertegun, ia baru sadar bahwa nafsu angkara murka telah
lama memperbudaknya. Kini ia bergegas menghadap Rosulullloh dengan membawa
zakat dari seluruh hartanya, Namun Rosulullloh tidak berkata apa-apa kecuali
hanya sepatah kata, Sebab kedurhakaanmu Allloh melarangku untuk menerima
zakatmu.
Rosulullloh mengambil segenggam tanah lalu dutaburkan
ditas kepala Tsa’Labah, “inilah perumpamaan amalanmu selama ini. sia- sia
belaka. Aku telah perintahkan agar engkau menyerahkan zakat tetapi engkau
menolak, celakalah engkau Tsa’ Labah”. Tsa’Labah kembali kerumahnya, dengan
penyesalan yang tanpa batas dan tiada arti. Sampai suatu hari terdengar kabar
Rosulullloh telah wafat, ia semkin bersedih karena taubatnya tidak diterima
oleh Rosulullloh hingga beliau wafat. Tsa’Labah mencoba mendatangi Khalifah Abu
Bakar sebagai pengganti Rosulullloh, ia datang membawa zakat. Abu Bakar hanya
berkata “Rasulollloh saja tidak mau menerima zakatmu, bagaimana mungkin aku
dapat menerima zakatmu.!”
Demikian pula dizaman kekholifahaan umar bin Khatab,
Tsa’labah mencoba menyerahkan zakat, umarpun tidak mau menerima sebagai mana
Rosulullloh dan Abu bakar tidak mau menerima zakatnya, Bahkan sampai kholifah
usman bin Affan juga tidak mau menerima zakat Tsa’labah karena Rosulullloh, Abu
Bakar dan Umar tidak mau menerima zakatnya.
Demikianlah kehidupan yang “hina” dan penuh dengan
kemurkaan ALLAH SWT telah menimpa seorang sahabat Rosulullloh yang telah
tenggelam di dalam gelimang harta hingga menyeretnya ke lembah kemunafikan, Ia
telah melalaikan kewajibannya. Ia telah mengingkari janji-janjinya, Ia telah
melecehkan kemuliaan ALLAH SWT dan Rosulnya sehingga membuahkan penderitaan
yang kekal abadi didalam neraka. Nauszubillahi min dzalik..
Cara
Mengatasi
Agar kita terhindar dari bahaya kufur, fakir dan nifak, beberapa langkah yang perlu dilakukan adalah:
- Rajin menuntut ilmu agama
- Hindari berkata dusta, ingkar janji dan khianat
- Shalat berjamaah di masjid (khususnya bagi laki-laki)
- Berdoa memohon agar dihindarkan dari sifat kufur, fakir dan munafik
Agar kita terhindar dari bahaya kufur, fakir dan nifak, beberapa langkah yang perlu dilakukan adalah:
- Rajin menuntut ilmu agama
- Hindari berkata dusta, ingkar janji dan khianat
- Shalat berjamaah di masjid (khususnya bagi laki-laki)
- Berdoa memohon agar dihindarkan dari sifat kufur, fakir dan munafik
Kesimpulan
Pertama : Kufur adalah ingkar terhadap Allah swt dan Rasul-Nya.
Kedua : Kufur ada dua macam ; kufur besar dan kufur kecil.
Ketiga : Kufur besar adalah kufur yang mengeluarkan pelakunya dari agama. Sedangkan kufur
kecil adalah perbuatan kufur yang
tidak sampai menjadikan pelakunya keluar dari Islam.Keempat : Dari segi
timbulnya kekufuran, maka ia terbagi menjadi tiga ; kufur ucapan (qouliy),
kufur perbuatan (amaliy), dan kufur keyakinan (I’tiqodiy).
Pertama : Kufur adalah ingkar terhadap Allah swt dan Rasul-Nya.
Kedua : Kufur ada dua macam ; kufur besar dan kufur kecil.
Ketiga : Kufur besar adalah kufur yang mengeluarkan pelakunya dari agama. Sedangkan kufur
Tidak ada komentar :
Posting Komentar